Untuk cerita kali ini saya akan meceritakan pengalaman sex dengan ABG yang masih SMU bernama Mega. Setelah aku mengirimkan cerita aku tersebut, aku mendapat pesan fb dari Mega yang katanya tertarik dengan pengalaman aku dan kebetulan dia sedang di Lombok dalam rangka liburan bersama keluarganya.
Kami janjian lewat facebook bertemu pada bulan juni di sebuah rental internet di mataram. Tentu saja pembaca, aku yang menentukan lokasinya, karena hari itu aku masih harus membalas beberapa pesan facebook yang ingin berkenalan denganku dan mencari tahu tentang pariwisata di Lombok.
Cerita Birahi Sex Nikmatnya Digoyang Remaja
Pada hari Kamis, aku sudah stand by di rental tersebut, berdebar-debar juga rasanya aku menunggu Mega, seperti apa rupanya ya.
“Selamat pagi, Om namanya Ervan khan?”
“Ya, betul.. Ini Mega ya!” tanya aku kembali padanya.
Di hadapan aku sekarang adalah seorang ABG keturunan tionghoa yang cantik. Aku perkirakan umurnya baru 16 tahun, tinggi 160 cm, berat 47 kg dan berkulit putih mulus khas cina dengan rambut lurus sebahu, memakai baju hem ketat warna krem, celana jins hitam tiga perempat yang pas. Duduk di samping aku tampak mengintip CDnya yang berwarna putih. K0ntol aku langsung tegak bagaikan Monas melihat cewek cantik ini.
“Gimana khabarnya?” tanyaku membuka percakapan sambil mempersilakannya duduk.
“Baik Om, senang rasanya liburan ke Lombok”
“Oh ya? Udah kemana aja Mega?”
“Ke pantai Senggigi, terus Suranadi dan tempat gerabah itu”
“Terus Mega sekarang sama siapa?”
“Sama Papa, Mama dan sepupu, Mega tinggal di Senggigi Beach Hotel”
“Wah, asyik dong..”
“So pasti, tapi lebih asyik kalo diantar sama tour guide seperti Om”
“Itu sich gampang Meg, yang penting ada komisinya lho” canda aku.
“Tenang Om, dijamin nggak nyesel dech nganterin Mega”
Mega orangnya supel dengan senyumnya yang manis mirip artis mandarin dan aroma tubuhnya yang sangat wangi. ‘Adik’ aku sudah nggak bisa diam nich.
“Ceritanya Om Ervan tuch asli khan?”
“Tentu saja asli lho, dari pengalaman pribadi”
“Enak dong”
“Enak apanya Meg?” pancing aku mulai memepetkan tempat duduk.
Ini baru kesempatan namanya. Asik khan pembaca, bisa berduaan sama abg yang tentu saja masih seger-segernya..
“Gituannya lho..” jawabnya tersipu malu.
“Emangnya Mega pernah gituan sama pacar?”
“Ya.. Hampir pernah”
“Hampir pernah gimana, nggak usah malu dech, ceritain dong”
“Siapa tahu Om bisa bantu” ujarku sambil tangan kiri aku merangkul pundaknya.
Wah, Mega tampaknya nggak marah nich aku pegang pundaknya, berarti ada lampu hijau dong.
“Janji ya Om, nggak bilang siapa-siapa”
“Janji dech” aku menunjukkan tanda victory padanya.
“Gini Om, Tony pacar aku itu kalo udah nafsu cepat keluarnya, padahal Mega belum apa-apa”
“Maksudnya..” tanyaku pura-pura blo’on padahal tahu maksudnya.
“Iya, pas k0ntolnya Tony nempel di anunya Mega, udah keluar duluan”
“Oh gitu, itu istilah kedokterannya ejakulasi dini”
“Terus ngatasinya gimana dong Om”
“Ya, Mega harus bisa foreplay dulu, maksudnya pemanasan gitu”
“Ya udah Om, tapi Tony maunya terburu-buru en lagian mainnya kasar sich”
“Mega mau Om bantuin?” tanya aku yang sudah gak lagi melihat isi layar monitor sejak tadi.
“Maksud Om..?”
“Ya.. Gimana caranya foreplay”
“Hus.. Om ini ngaco, Mega khan pacarnya orang”
“Bukannya ngaco, Mega ya tetap pacarnya Tony, Om khan cuma memberikan petunjuk” jawab aku sungguh-sungguh membujuknya agar mau foreplay, habis potongan tubuhnya itu, alamak geboy abis, mungkin rajin fitnes ya atau aerobic.
“Tapi.. Ada orang lho di sini Om, Mega khan malu”
“Nggak ada orang di sini kok, sini Om pangku” rayuku sambil menarik pinggangnya untuk duduk di pangkuan aku menghadap monitor komputer.
“Om.. Jangan..” celetuknya ragu dan canggung.
“Udah.. Atasnya doang kok, gimana?” tanya aku sambil membuka dua kancing atas hemnya hingga kelihatan BH merahnya, tangan kanan aku langsung masuk meremas payudaranya.
“Ja.. Ngan.. Om.. Geli..”
“Gimana rasanya Meg..”
“En.. Ak.. Sst.. Mmh”
Mega kelihatannya sudah agak terangsang dengan permainan tangan aku, ditambah lagi ciuman aku yang mendarat secara tiba-tiba pada lehernya. Tangan kiri aku juga mulai aktif meremas payudaranya yang sebelah. Ciuman pada lehernya aku ubah jadi menjilat, jadi kedua tangan meremas dan kadang-kadang memelintir kedua putingnya itu yang makin lama makin mengeras.
“Mmh.. Mmh..” gumam Mega. Beberapa menit lalu..
“Udah.. Om.. Sst.. Udah..” tahan Mega sambil melepaskan aku dan merapikan bajunya.
“Ada apa Meg, contoh foreplay belum abis lho” goda aku tersenyum.
“Mmh.. Iya sich Om, cuman nggak leluasa di sini”
“Maunya Mega dimana?”
“Tempat yang sepi orangnya gitu”
Aku lihat tempat rental internet itu sudah mulai ramai kedatangan pengunjung, mungkin Mega agak terganggu juga konsentrasinya.
“Gimana kalo di hotel aja Meg, di sana lebih tenang” usulku.
“Iya dech.. Tapi jangan di Senggigi ya Om”, jawabnya sambil tangannya mengandeng aku mesra.
“Oke, nanti OM cariin yang agak jauh dari Senggigi”
Dan kami pun check in di salah satu hotel yang agak jauh dari Senggigi, karena aku tahu Mega gak mau ketahuan keluarganya, katanya dia bilang sama keluarganya mau ke rental internet selama 3 jam. Karena itu kami pergunakan kesempatan ini sebaik-baiknya.
“Wah, di sini baru tenang nich” kata Mega sambil memperhatikan hotel yang lumayan tenang karena tempatnya agak jauh dari Senggigi dan kota.
“Nah, sekarang gimana? Mau nerusin caranya foreplay?”
“Mmh.. Gimana ya” Mega agak ragu kelihatannya.
Wah, anak ini harus dirangsang lagi supaya mau foreplay, soalnya si ‘buyung’ sudah tegak seperti pentungan pak satpam. Lalu aku membuka kaos atas aku dan celana panjang jins hingga tinggal CD, sengaja aku membuka baju menghadap ke Mega.
“Wow.. Apaan tuch Om, kok kembung” kata Mega sambil menunjuk ke k0ntol aku.
“Mega mau lihat punya Om ya” Kutanggalkan semua CD aku hingga aku bugil dan kelihatan k0ntol yang tegak itu.
“Wow.. K0ntol Om bengkok dikit ya..” terheran-heran Mega melihat bentuk k0ntol aku.
“Ini baru asli lho Meg, tanpa pembesaran” ujarku sambil mendekatinya.
Tangan aku aktif membuka hem kremnya dan celana jins hitam tiga perempatnya. Sekarang tampak jelas BH merahnya dan CD putihnya yang cantik, pemandangan yang indah. Aku gendong Mega dan menaruhnya dengan lembut di sofa itu, lalu aku mencium dan menjilat bibirnya serta tangan aku meremas payudara dan mencopot pengait BH-nya.
“Om.. isep.. sst.. susu.. nya.. Mega ..” rengeknya meminta aku menghentikan ciuman dan beralih ke payudaranya, ciuman dan hisapan aku giatkan, lalu puting itu aku gigit perlahan.
“Terr.. us.. Om.. sst.. sst..” rintihnya sambil memindahkan kepala aku pada payudaranya.
Tangan kiriku mengusap payudara sebelah kiri dan tangan kanan aku masuk dalam CDnya dan mengusap-usap vaginanya yang ditumbuhi bulu halus, lalu aku masukkan jari keluar-masuk dengan lancar.
“Ouh.. Mmh.. Enak.. Om.. Nah.. Gitu..” Aku turun lagi mencium perutnya yang putih bersih, turun lagi mencium CDnya yang mulai basah.
“Buka.. Aja.. Om.. Cepet.. Sst” celotehnya yang sudah bernafsu sekali sambil membuka CDnya. Sekarang terlihat jelas sekali vaginanya yang masih kencang dan aku jilat dengan pelan dan semakin ke dalam lidah aku menari-nari.
“Sst.. Terr.. Us.. Om.. Mmh..” rintihnya tak karuan sambil menjepit kepala aku.
Beberapa menit aku permainkan vaginanya dan paha bagian dalam Mega yang sudah sangat basah sekali.
“Om.. Mmhmm.. Ganti.. Om.. Sstss”
“Gantian gimana Meg..” goda aku sambil telentang.
“Gantian Mega isep k0ntolnya Om, tapi jangan keluar dulu ya”
“Beres, nanti Om pakai kondom kok”
“Mmh..” Mega gak menjawab, soalnya sudah mulai menghisap k0ntol aku, pertama-tama cuma masuk setengah tapi lama-kelamaan masuklah semua k0ntol aku.
“Terr.. Us.. Meg.. Jilat..” perintah aku sambil memegang kepalanya dan mendorong pelan supaya k0ntol aku masuk semua ke mulutnya. Beberapa menit kami melakukan oral sex, Mega ternyata menikmati permainan itu.
“U.. Dah.. Meg.. Om.. Nggak tahan.. Nich”
“Iya Om, Mega juga pengin ngerasain senggama gaya kuda ama k0ntolnya Om yang bengkok itu hi.. hi..” celotehnya tertawa sambil mengambil posisi menungging.
“Sabar ya Meg, Om pasang kondom dulu”
Lalu setelah aku pasang kondom, aku masukkan ke vaginanya, tenyata meleset.
“Aduh.. Om.. Pelan.. Dong” rintihnya kesakitan. Memang vagina Mega masih sempit kelihatannya dan posisi tersebut agak susah sich.
“Meg tolong bantuin pegangin k0ntol Om”
“Sini Mega bantuin masukin tapi pelan ya”
Mega lalu memegang k0ntol aku dan mengarahkan ke vaginanya dan aku dorong pelan, pelan tapi pasti dan bless.. masuk seluruhnya dengan dorongan aku yang terakhir agak keras.
“Aduh Om sakit”
“Nggak apa-apa kok Meg, udah masuk kok”
“Sst.. Om.. Gini rasanya ya.. Sst..”
“Gi.. Mana.. Meg..”
“E.. Nak.. Sst.. Agak cepetan Om.. Sst”
“Nahh.. Sst.. Gitu..”
Genjotan demi genjotan aku giatkan sambil tangan kiri memegang perutnya dan tangan kanan memegang payudaranya. Plok.. Plok.. Plok.. Demikian kira-kira bunyinya. Kira-kira beberapa menit aku ngentot dengan Mega dengan posisi doggy style. Dan semakin lama semakin cepat.
“Ce.. Pat.. Sst.. Sst.. Om.. Aah.. Mega mau keluar nich” rintihnya tertahan.
“Sa.. ma.. an.. Meg.. keluarnya.. sst.. yess..” jawab aku sambil mempercepat sodokan k0ntol aku.
“Sst.. Meg.. Da.. Sst.. Kel.. Uar.. Om.. Argh..” jerit Mega .
Tiba-tiba tubuh Mega mengejang dan aku pun juga, akhirnya crot.. crot.. crot.. Keluar cairan putih dalam kondom aku, bersamaan dengan muncratnya cairan di vagina Mega. Tubuh kami pun lemas menikmati sensasi yang luar biasa itu.
“Trim’s ya Meg, rasanya gimana?” tanya aku sambil mengecup pipinya.
“Gimana ML ama Om Ervan Meg?” tanya aku sambil mencium pipinya.
“Enak sekali Om, baru kali ini Mega puas”
Bersambung....
No comments:
Post a Comment